Dalam penggunaannya, AHP
mengenal 3 (tiga) prinsip pokok, yaitu :
- Penyusunan hirarki. Untuk memperoleh pengetahuan yang rinci, pikiran kita menyusun realitas yang kompleks kedalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, dan kemudian bagian ini kedalam bagian-bagiannya lagi, dan seterusnya secara hierarkis (berjenjang). Jumlah bagian-bagian ini biasanya berkisar antara lima sampai sembilan.
- Penentuan prioritas. Manusia juga mempunyai kemampuan untuk mempersepsi hubungan antara hal-hal yang mereka amati, membandingkan sepasang benda atau hal yang serupa berdasarkan kriteria tertentu, dan membedakan kedua anggota pasangan itu dengan menimbang intensitas preferensi mereka terhadap hal yang satu dibandingkan dengan yang lainnya. Lalu mereka mensintensis penilaian mereka, melalui suatu proses logis yang baru dan memperoleh pengertian yang lebih baik tentang keseluruhan sistem. Hasil dari proses pembedaan ini adalah suatu vektor prioritas, atau relatif pentingnya elemen terhadap setiap sifat. Pembandingan berpasangan diulangi lagi untuk semua elemen dalam tiap tingkat. Langkah terakhir adalah dengan memberi bobot setiap vektor dengan prioritas sifatnya. Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar atau pihak-pihak terkait yang berkompeten terhadap pengambilan keputusan, baik secara langsung (diskusi) maupun tidak langsung (kuesioner).
- Konsistensi logis. Prisip ketiga dari pemikiran analitik adalah konsistensi logis. Konsistensi berarti dua hal. Yang pertama, bahwa pemikiran atau obyek yang serupa dikelompokan menurut homogenitas dan relevansinya. Arti konsistensi yang kedua adalah bahwa intensitas relasi antar gagasan atau antar obyek yang didasarkan pada satu kriteria tertentu, saling membenarkan secara logis. Dalam mempergunakan prinsip ini, AHP memasukan baik aspek kulitatif maupun kuantitatif pikiran manusia, aspek kualitatif untuk mendefinisikan persoalan dan hirarkinya, dan aspek kuantitatif untuk mengekspresikan penilaian dan preferensi secara ringkas padat. Proses ini sendiri dirancang untuk mengintegrasikan dwi sifat ini. Proses ini dengan jelas menunjukan bahwa demi pengambilan keputusan yang lebih baik, segi kuantitatif merupakan dasar untuk mengambil keputusan yang sehat dalam situasi kompleks, dimana kita perlu menetapkan prioritas dan melakukan perimbangan. Untuk menghitung prioritas, kita memerlukan suatu metode praktis untuk menghasilkan skala bagi pengukuran. Nilai-nilai numerik dalam skala disediakan oleh Saaty.
Sumber:
Saaty, Thomas L. & Luis G. Vargas. 1993. Models, Methods, Concept & Aplications
of the Analytic Hierarchy Process. Internationel Series in Operations
Research & Management Science. Second Edition. Springer. New York.
No comments:
Post a Comment