Sistem yang kompleks dapat
dengan mudah dipahami kalau kita memecahkanya menjadi berbagai elemen yang
menjadi elemen-elemen pokoknya, menyusun elemen-elemen tersebut secara
hierarkis. Kemudian menyusun atau mensintesis pertimbangan kita tentang relatif
pentingnya elemen-elemen tesebut pada setiap tingkat hierarki kedalam
seperangkat prioritas menyeluruh.
Hierarki merupakan alat
mendasar dari pikiran manusia. Mereka melibatkan pengidentifikasian
elemen-elemen suatu persoalan, mengelompokan elemen-elemen itu kedalam beberapa
kumpulan yang homogen, dan menata kumpulan-kumpulan ini pada tingkat-tingkat
yang berbeda. Hierarki yang paling
sederhana berbentuk linier, yang naik dan turun dari tingkat yang satu
ketingkat yang lain. Hirarki yang kompleks berupa jaringan (network) dengan berbagai bentuk elemen yang saling berinteraksi.
Pada dasarnya ada dua macam
hirarki, yaitu hirarki struktural dan hirarki fungsional. Pada hirarki struktural, sistem yang kompleks
disusun ke dalam komponen-komponen pokoknya dengan urutan menurun menurut sifat
struktural mereka. Misalnya, hirarki
struktural alam semesta akan menurun dari galaksi ke konstelasi, sistem tata
surya, ke planet, dan seterusnya menurun ke atom, inti, proton dan netron.
Sedangkan, hirarki fungsional
menguraikan sistem yang kompleks menjadi elemen-elemen pokoknya menurut
hubungan esensial mereka. Solusi konflik
kepentingan dalam hal bis sekolah dapat disusun menjadi beberapa kelompok,
misalnya menurut pihak utama yang berkepentingan (masyarakat mayoritas,
minoritas, pejabat kota, pemerintah), kelompok sasaran pihak yang
berkepentingan (pendidikan anak, mempertahankan kekuasaan), dan berbagai
alternatif hasil (memakai bis sekolah seluruhnya, sebagian, atau tidak sama
sekali). Hirarki fungsional ini yang
menjadi pokok perhatian dalam AHP.Tidak ada aturan yang pantang dilangar untuk
menyusun hierarki. Ancangan dalam
menyusun hierarki bergantung pada jenis keputusan yang perlu diambil.
Dalam menyusun hierarki kita
harus memasukan rincian yang relevan yang cukup untuk mengambarkan persoalan
itu seksama mungkin. Pertimbangkanlah
lingkungan sekitar itu. Identifikasikanlah
masalah-masalah atau sifat-sifat (atribut) yang anda rasa membantu
penyelesaian. Menata tujuan, sifat,
permasalahan dan pihak yang berkepentingan dalam suatu hierarki mempunyai dua
makna memberi pandangan menyeluruh terhadap berbagai hubungan kompleks yang
melekat pada situasi, serta, memungkinkan si pengambil keputusan menilai apakah
ia sedang membandingkan masalah-masalah dengan derajad besaran yang sama dalam
hal bobot atau pengaruh terhadap solusi.
Jika persoalanya adalah
memilih alternatif, kita dapat memulai dari tingkat dasar dengan menderet semua
alternatif itu. Tingkat berikutnya harus
terdiri atas kriteria untuk mempertimbangkan berbagai alternatif tadi. Dan tingkat puncak haruslah satu elemen saja,
yaitu fokus atau tujuan menyeluruh. Di
sana kriteria itu dapat di bandingkan menurut pentingnya kontribusi
masing-masing.
Jumlah tingkat dalam suatu hierarki tidak ada
batasnya jika kita tidak mampu membandingkan elemen-elemen dalam satu tingkat
terhadap elemen-elemen dari tingkat lebih tinggi berikutnya, kita harus
bertanya, terhadap apa elemen-elemen tadi bisa dibandingkan. Lalu mengupayakan
suatu tingkat antara, yang berarti pemecahan elemen-elemen dari tingkat yang
lebih tinggi yang berikutnya tersebut.
Jadi, satu tingkat baru sudah dimasukan untuk memudahkan analisa
pembandingan dan untuk meningkatkan kecermatan pertimbangan. Ingat, bahwa sekali hierarki telah disusun,
bukan berarti harus tetap kaku begitu.
Kita selalu dapat mengubah beberapa bagianya kelak untuk menampung
kriteria baru, yang baru berfikir, atau yang dianggap tidak penting ketika kita
pertama-tama merancangnya.
No comments:
Post a Comment